Halaman

Makalah Tentang Masalah Sosial Dalam Masyarakat

Minggu, 23 November 2014
Makalah Membuang Sampah Sembarangan
http://poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2013/11/buang-sampah-11.jpg
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar
Disusun Oleh : Muhammad Bagus Mawardi
 Kelas : 1IA17
NPM : 57414124 


 KATA PENGANTAR


               Alhamdulillah, syukuri kepada Tuhan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih sayang-Nya lah juga penulis. Makalah tentang Masalah Sosial ini dapat diselesaikan dengan baik.
              Makalah ini disusun untuk mengetahui tentang masalah sampah dan bagaimana cara penanggulangannya. Berhubung saat ini masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan tidak mengetahui dampak daripada sampah tersebut. Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang terkait dengannya.
            Disadari bahwa penyusun makalah ini belum lah sempurna, maka masukan yang positif dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan di masa datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.



                                                                                                                                      23 November 2014


                                                                                                    
                                                                                                                                                   Penyusun





DAFTAR ISI


Halaman Judul .................................................................................................I


Kata Pengantar.................................................................................................II


Daftar Isi.........................................................................................................III


Bab Pendahuluan...............................................................................................1


Latar Belakang..................................................................................................A


Rumusan Masalah............................................................................................B


Tujuan..............................................................................................................C
Manfaat............................................................................................................D


Bab Isi..............................................................................................................2


Pembahasan....................................................................................................2


Bab Penutup ...................................................................................................3


Kesimpulan ....................................................................................................A


Saran..............................................................................................................B
Daftar Pustaka.................................................................................................IV







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan yang asri adalah idaman setiap orang. Lingkungan yang sehat adalah hak setiap insan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini rela tempat hidupnya dikotori (dicemari). Namun apa yang terjadi sekarang ini? Harapan untuk hidup sehat hanyalah harapan, jika tidak diimbangi dengan perilaku yang ramah lingkungan. Sampah ada dimana-mana, pencemaran pun tak terhindarkan. Baik pencemaran tanah, air maupun udara.
Sampah merupakan masalah yang tak akan ada habisnya, karena selama kehidupan ini masih ada maka sampah pasti akan selalu diproduksi. Produksi sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin bertambah banyak jumlah penduduk, semakin meningkatlah sampah akan diproduksi. Seperti yang pernah kita saksikan di televisi beberapa saat lalu, bagaimana kondisi teluk Jakarta saat ini? “Pulau Sampah” itulah sebutannya. Bahkan beberapa tahun yang lalu pernah terjadi meledaknya tumpukan sampah dari sebuah TPA yang membawa korban. Dan tergenangnya beberapa daerah akibat bertumpuknya sampah karena pembuangan sampah ke bantaran sungai yang disusul dengan datangnya musim penghujan saat ini. Sekarang bagaimana solusinya?
Di dalam sampah sebenarnya tersimpan banyak energi. Jika kita mau mengelola sampah dengan serius dan dengan cara yang baik dan benar maka sampah bukanlah masalah. Sampah bahkan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat kita manfaatkan dan mendatangkan penghasilan(uang).
Mengelola sampah sebenarnya tidaklah sulit. Melalui suatu pembiasaan menjadi suatu kebiasaan dan budaya. Untuk menciptakan kebiasaan hidup bersih dan sehat memang harus kita awali sejak dini, dimana dari kebiasaan itu akan terciptalah budaya untuk hidup bersih dan sehat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara Metode Pembuangan ?
2. Bagaimana Metode Daur-ulang sampah ?
3. Bagaimana cara Metode penghindaran dan pengurangan sampah?
4. Apakah itu Pendidikan dan Kesadaran tentang sampah?
5. Apakah Manfaat pengelolaan sampah?
6. Bagaimana Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik?


C. Tujuan

Tujuan umum tentang pembuatan makalah ini adalah bagaimana pembaca mampu mengetahui tentang masalah sampah dan solusi mengatasi sampah tersebut.

D. Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar selalu ingat akan bahaya yang ditimbulkan oleh sampah dan harus selalu menjaga kebersihan lingkungan termasuk lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat serta tidak membuang sampah sembarangan

BAB II
PEMBAHASAN

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat,cair,gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan: mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

A. Metode Pembuangan

1. Penimbunan darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

2. Pembakaran/pengkremasian sampah

Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu. Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.

B. Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

1. Pengolahan kemabali secara fisik.

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

2. Pengolahan biologi

• Pengkomposan.

Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

• Pemulihan energy

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

C. Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

D. Konsep pengelolaan sampah

Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-konsep yang digunakan adalah:

Diagram dari hirarki limbah.
• Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
• Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.
• prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan

E. Pendidikan dan Kesadaran

Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah.

F. Manfaat pengelolaan sampah

a) Penghematan sumber daya alam
b) Penghematan energi
c) Penghematan lahan TPA
d) Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

G. Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik

1. Longsor tumpukan sampah
2. Sumber penyakit
3. Pencemaran lingkunga


BAB III

PENUTUP



A. Kesimpulan

        Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa sampah ialah material yang sudah tidak diinginkan lagi. Sampah juga bermacam-macam jenisnya mulai dari sumbernya,bentuknya maupun sifatnya. Menurut para ahli, masalah sampah juga terkait dengan masalah budaya dan sosiologi masyarakat Indonesia.


        Sampah memiliki banyak dampak negatif bagi kehidupan. Misalnya saja bagi  kesehatan, sampah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dan kematian. Bagi lingkungan, sampah juga dapat mencemari air bersih dan dapat menyebabkan banjir. Selain itu, sampah juga memberi dampak negatif terhadap keadaan social dan ekonomi masyarakat.


        Pemanfaatan sampah yang baik dan benar dapat mendatangkan banyak manfaat. Bahkan sampah-sampah tersebut dapat kita daur ulang menjadi aneka kerajinan tangan dan sesuatu yang berguna seperti pupuk kompos.

B.Saran

        Melihat dampak negatif sampah yang ternyata sangat banyak dan berbahaya di atas, kita sebagai warga Indonesia yang baik dapat mengantisipasinya dengan cara membuang sampah di tempatnya, memilah-milah sampah organik dan anorganik saat membuangnya, dan memanfaatkan sampah yang masih layak pakai untuk kita jadikan barang yang berguna.

 DAFTAR PUSTAKA 
http://kuliahkusuka.blogspot.com/2013/06/makalah-tentang-solusi-sampah.html Harmonis.2012.Bahaya Sampah-Sampah Bagi Manusia.disampaikan di blogspot.com. http://harmonish.blogspot.com/2012/02/bahaya-sampah-sampah-bagi-manusiadan.html Diakses pada Desember 2012 pukul 09.12 WIB.
Mily.2009.Makalah Bahaya Sampah.disampaikan di wordpress.com.
http://mily.wordpress.com/2009/01/04/makalah-bahaya-sampah/.Diakses pada tanggal 11 Desember 2012 pukul 09.00 WIB.
Sedaja.2011.Penanggulangan Sampah.disampaikan di blogspot.com.
 
Read more ...

Konsep Tabel dan Teknik Switching pada Algoritma Pemrograman

Sabtu, 22 November 2014
Nama : Muhammad Bagus Mawardi
NPM : 57414124
Kelas : 1IA17
Mata Kuliah : Algoritma & Pemrograman 1A
Dosen : Kunto Bayu A, ST.

PENERAPAN KONSEP TABEL


I. Argumen dan Fungsi
                    Tabel merupakan data pembantu dalam pengolahan data. Misal dalam suatu lembar dokumen terdapat data pegawai sbb :
NIP
Gapok
Tunjangan
10200
500.000
120.000
10201
300.000
100.000
10202
350.000
120.000
10203
400.000
230.000
10204
450.000
100.000
10205
500.000
 50.000

                    Dari data pegawai tersebut tidak dapat diketahui nama setiap pegawai. Untuk itu dapat dibuat suatu tabel yang berisi khusus untuk nama pagawai seperti dibawah ini :
NIP
NAMA
10200
Amat
10201
Bondan
10202
Amir
10203
Dwi
10204
Tika
10205
Toni

                    Item NIP merupakan item yang dipakai sebagai acuan untuk mencari data nama pegawai di dalam tabel. Item ini berfungsi sebagai kontrol field yang sering disebut ARGUMEN. Sedang item NAMA merupakan FUNCTION dari tabel tersebut.

II. Penggunaan Storage untuk Penyimpanan Tabel
·         Data di dalam media penyimpanan seperti disk, kartu, dokumen dll yang berfungsi sebagai tabel disebut External Tabel.
·         Dalam proses pengolahan data, external tabel ini sebaiknya dipindahkan ke memori agar proses menjadi cepat.
·         Di dalam memori external tabel menempati lokasi yang disebut storage. Di storage ini terbentuk suatu tabel yang disebut sebagai Internal Tabel. Selanjutnya proses pengolahan data menggunakan internal tabel.

Flowchart proses pembentukan internal tabel.


·         Setiap data yang dibaca dari external tabel disimpan di dalam NIPTAB(I) dan NMTAB(I). Variabel ini merupakan variabel berindeks atau variabel array.
·         Variabel array merupakan suatu variabel dengan beberapa tempat penyimpanan.
·         Gambar dibawah memperlihatkan ilustrasi variabel array NIPTAB.

Penyimpanan ke dalam variabel array NIPTAB dilakukan berdasarkan nilai indeksnya. Pada flowchart di atas nilai indeks ditentukan melalui variabel I.



III. Proses Pencarian (Searching)

·         Proses pencarian di dalam internal tabel dilakukan dengan berpatokan pada nilai indeksnya.
·         Misal untuk mencari nama pegawai dengan NIP = 10203 dapat digambarkan melalui flowchart berikut:




IV. Pengurutan dengan Eksternal Tabel


IV.1. Pembentukan File Indeks


·      Proses pengurutan bilangan dilakukan di internal tabel. Semua bilangan yang akan diurutkan disimpan dahulu ke suatu penyimpanan di dalam memori yaitu variabel array.

·      Di memori, proses pengurutan dapat dilakukan dengan lebih cepat. Namun jika datanya banyak, maka proses ini akan membutuhkan ukuran memori yang besar. Untuk menghindarinya, proses pengurutan dilakukan di dalam eksternal tabel.
·      Eksternal tabel dibentuk dengan cara membuat file baru. File ini desebut sebagai File Indeks. Isi file indeks adalah field yang berfungsi sebagai field kunci (key field) dari record data yang akan diurutkan. Key Field merupakan field yang dipakai sebagai dasar pengurutan. Misal data yang harus diurutkan berdasarkan NIP, maka field kuncinya adalah field yang berisi NIP.
Secara garis besar, proses pengurutan dengan eksternal tabel terdiri dari langkah-langkah:
o   Bentuk file indeks yang hanya berisi field kunci.
o   Lakukan pengurutan pada file indeks. Pengurutan dapat dilakukan dengan metode bubble sort atau straight selection.
o   Pindahkan record dari file lama ke file baru dengan posisi record sesuai pada file indeks. 

IV.2. Proses Pembentukan File IndeksFile 

PEG.DTA



NIP
NAMA
ALAMAT
93004
Amat
Jl. P
93001
Badu
Jl. G
93003
Dono
Jl. H
93006
Rina
Jl. Z
93002
Tuti
Jl. W
93005
Kiki
Jl. Q
/*

Jika data di file PEG.DTA ingin diurutkan berdasarkan NIP, maka harus dibentuk file indeks yang hanya berisi field NIP. Proses pembentukan file indeks ini dapat digambarkan melalui flowchart :




Berdasarkan flowchart diatas, terbentuk file indeks yaitu INDEKS.DTA.


 TEKNIK SWITCHING

Teknik switching merupakan cara memperpendek jalur proses. Teknik ini memakai suatu indikator untuk mengantisipasi proses yang akan dilakukan selanjutnya. Indikator ini dapat dimisalkan seperti Switch pada tombol lampu, dimana tombol ini dapat mengatur dua kondisi yaitu nyala atau padam. Namun dalam Flowchart switch tersebut berupa variabel yang diisi dengan dua kondisi yaitu 0 dan 1. Melalui isi variabel tersebut dapat diketahui kondisi proses yang telah dilakukan. Sehingga dapat dilakukan pengalihan proses tanpa melalui  proses sebelumnya, sehingga dapat mempersingkat alur proses

·         Analisa Persoalan
Sebuah perusahaan ingin mengkomputerisasikan perhitungan pemakaian listrik. Dimana pelanggannya mencakup seluruh wilayah di Jakarta.
Spesifikasi prosesnya adalah :
·         Input diperoleh melalui entry data oleh operator yang terdiri dari :
- wilayah                 : 1 numerik
- nomor langganan  : 2 alphanumerik
- nama langganan   : 20 alphanumerik
- jumlah pemakaian : 4 numerik
·         Data habis jika operator mengentry nomor langganan = 0
·         Data sudah urut per kode wilayah yang terdiri dari : Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur.
·         Jika wilayah berubah, maka cetak total biaya per wilayah dan ganti halaman baru.
·         Pada akhir laporan cetak total seluruh biaya yaitu jumlah total pemakaian listrik di semua wilayah.
·         Layout laporan yang diinginkan adalah :

Berdasarkan contoh diatas, dibuat analisa sehingga diketahui persiapan yang harus dilakukan.
Persiapan tersebut adalah :
1.    Dalam spesifikasi proses dijelaskan bahwa data sudah urut per kode wilayah. Jadi proses pembacaan data akan dilakukan terhadap sekelompok data dengan kode wilayah yang sama. Setelah data wilayah tersebut habis, maka proses pembacaan dilanjutkan dengan wilayah berikutnya. Bagaimanakah caranya agar diketahui perbedaan data yang baru dibaca dengan data sebelumnya?
2.    Bagaimanakah halnya jika data yang akan dibandingkan merupakan data awal proses ? karena hal ini tidak memungkinkan untuk membandingkan data tersebut dengan data sebelumnya. Dimana variabel penyimpanan masih dalam kondisi kosong atau belum diisi oleh data wilayah sebelumnya. Untuk itu perlu dipersiapkan satu variabel yang berfungsi sebagai variabel switch. Variabel ini pada awal proses  diberi nol.
Sehingga sebelum dilakukan proses pembandingan, lakukan terlebih dahulu pemeriksaan isi variabel ini. Jika isinya masih tetap nol berarti pembacaan data merupakan data awal. Untuk itu tidak perlu dilakukan pembandingan terhadap kode wilayah. Yang perlu dilakukan adalah menyimpan kode wilayah tersebut ke dalam variabel sementara, agar pada proses pembacaan data berikutnya dapat dilakukan pembandingan terhadap data ini.


·         Implementasi ke dalam Flowchart

*  Penelusuran Flowchart
  1. Siapkan variabel-variabel yang diperlukan selama proses berlangsung.
Variabel-variabel tersebut adalah :
SW     
:
Variabel Swicth
WS
:
Untuk mempertahankan kode wilayah yang pertama kali dibaca 
TotWil
:
Untuk menghitung total pemakaian per wilayah
TotSel
:
Untuk menghitung total pemakaian seluruh wilayah

2.    Input data dan disimpan didalam variabel :
NO      : Data Nomor Langganan
KW      : Data Kode Wilayah
NM      : Data Nama Pelanggan
JP       : Data Jumlah pemakaian listrik tiap pelanggan

3.    Periksa isi variabel NO, bila NO=0,lakukan :
·   Cetak Total Pemakaian Per Wilayah yang tersimpan   didalam variabel TotWil
·   Cetak nilai Total pemakaian seluruh wilayah yang tersimpan didalam variabel TotSel
·   Proses selesai / berakhir
·   Jika isi variabel No ternayat tidak sama dengan 0 berarti proses belum berakhir, lanjutkan ke langkah 4
4.    Periksa isi variabel SW. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah proses yang dilakukan merupakan proses awal. Jika SW = 0, berarti proses merupakan pembacaan data awal, maka lakukan :
Isi Variabel SW dengan nilali = 1
Karena proses pembacaan merupakan data awal, maka isi KW harus dipertahankan untuk perbandingan pada data berikutnya. Oleh karena itu lanjutkan ke langkah 9 untuk mengisi ke variabel penampungan yaitu WS.
Jika SW tidak sama dengan o, berarti data yang dibaca bukan merupakan data pertama. Berarti variabel WS telah diisi dengan kode wilayah sebelumnya. Untuk itu dapat dilakukan pembandingan isi antara variabel Ws dengan KW
5.    Bandingkan isi variabel KW dengan WS
Jika isi kedua variabel tersebut sama, berarti data yang dibaca merupakan data wilayah yang sama dengan data sebelumnya. Oleh karena itu lanjutkan proses ke langkah 11. Namun jika isi KW tidak sama dengan WS berarti data tersebut merupakan data pemakaian listrik untuk wilayah lainnya. Oleh karena itu harus harus dilakukan proses pencetakan total pemakaian wilayah sebelumnya dan proses pencetakan judul. Judul tersebut digunakan untuk wilayah baru sesuai dengan data wilayah yang dibaca. Lanjutkan ke langkah 6.
6.    Tambahkan nilai total pemakaian per wilayah ke nilai total seluruh wilayah dengan menggunakan rumus : TotSel = TotSel + TotWil
7.    Cetak nilali total per wilayah
8.    Kosongkan variabel TotWil. Karena variabel ini akan digunakan untuk perhitungan nilai total pemakaian wilayah berikutnya. Karena data yang dibaca merupakan wilayah baru maka isi variabel Ws juga harus diganti / diperbaharui.
9.    Variabel WS diisi sesuai dengan isi KW yang dibaca dengan menggunakan rumus berikut : WS = KW
10. Cetak judul untuk setiap wilayah
11. Tambahkan jumlah pemakaian tiap pelanggan ke dalam variabel total pemakaian per wilayah. Rumus yang dipakai adalah : TotWil = TotWil + JP
12. Cetak data-data tiap pelanggan
 
Read more ...

Komentar Terakhir